Indonesian Blind Union

Hola, Hooman!

Blind.
Apa yang terjadi jika sewaktu kalian terbangun dari tidur, kemudian membuka mata, dan kalian hanya melihat gelapnya dunia? dan tak sedikitpun celah dimana kalian dapat melihat indahnya dunia?
Hopeless?
Tersirat lah argumen demi argumen yang terus membayangi pikiran mu. Stress? Depressed? Its two in one. Seseorang mungkin dapat membantu jalanmu, memberimu petunjuk untuk berjalan. But you always have a question; Sampai Kapan?
Tetapi bagaimana dengan 'Mereka' yang sejak lahir ke dunia sudah tidak dapat melihat betapa indahnya dunia? Apakah mereka akan menerima kenyataan? Tentu, karena mereka tidak dapat melihat hal itu sebelumnya dan membuat mereka berfikir, bahwa, inilah hidup saya. Inilah jalan hidup saya. Saya akan belajar sebagaimana 'ada nya saya'. Saya akan berjuang melawan dunia dengan 'apa yang saya punya' , bukan mengenai 'apa yang saya tidak punya'. Sejak manusia lahir ke dunia, setiap hal yang mereka lakukan akan dikondisikan untuk melakukan learning. Dalam kajian Psikologi, seseorang dapat melakukan learning sejak ia masih kecil, dimana otak manusia akan terus berkembang sampai ia berusia kanak-kanak. Sejak saat fase kanak-kanak itulah otaknya sudah terbebetuk sempurna. Disini lah semua orang tanpa terkecuali penyandang disabilitas belajar untuk menyesuaikan hidup mereka serta bagaimana mereka akan berdaptasi dengan dunia sehingga terbentuknya rasa pantang menyerah bagi orang-orang penyandang tuna netra. Hal ini pun benar adanya saya dapatkan dari beberapa orang penyandang tuna netra yang telah saya observasi mengenai 'motivasi hidup dan semangat berkewirausahaan'.

Tajuk Blind People ini lahir sejak saya mencari sasaran Program Kreativitas Mahasiswa, mejelang akhir 2017 silam. Awalnya, saya tertarik untuk menjadikan anak-anak penyandang disabilitas khususnya penderita autisme sebagai sasaran kegiatan Sosial Humaniora saya ini. Rencananya saya akan melakukan penelitian mengapa (Mayoritas atau minoritasnya, saya belum tau pasti. Tetapi saya mendapatkan banyak hipotesis untuk kasus ini.) kebanyakan anak-anak penyandang autis tidak mendapatkan perubahan yang signifikan setelah melakukan terapi?. Tetapi saya rasa ilmu saya belum cukup untuk itu. Saya hanya di kelilingi oleh 'ke kepo an' yang tiada ujungnya.
Akhirnya saya berpindah ke bidang Pengabdian Kepada Masyarakat, dimana sejak saat merumuskan judul dan tema kegiatan saya, saya mendapatkan rasa semangat yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan ini. Ya, seperti fenomena remaja jaman now, orang-orang sekitar saya selalu berkomentar tentang hal ini "Ale, ngapain sih? Sumpah, kegiatanmu ini bikin habis-habis waktu. Buat proposal? Ngapain. Bikin capek-capek aja tau gak". Oke, saya tidak mau berkomentar banyak mengenai hal itu. Setiap orang punya cara untuk menumbuhkan semangat, dan setiap orang juga punya hobi dan ketertarikan masing-masing. Dan saya rasa, inilah bidang saya; dimana saya dilahirkan untuk menjadi seseorang yang selalu berfikir terlalu jauh, entah mengapa. Bak diciptakan dengan mata sonar yang dapat menembus segala sesuatu.
Mengenai Program Kegiatan Mahasiswa, saya berharap kegiatan ini mendapatkan bantuan dana dari Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan banyaknya kebutuhan dana yang saya kalkulasikan pada proposal kegiatan. Hmm, mungkin segelintir orang yang membaca tulisan saya ini masih belum mengerti mengenai pembahasan saya. Baiklah, saya akan menjelaskan sedikit mengenai Program Kegiatan Mahasiswa :)

Program Kreativitas Mahasiswa
Setelah ini, saya akan singkat dengan PKM aja yak. Kepanjangan soalnya.
Saya bukanlah orang yang ahli di bidang PKM, bahkan saya baru tahu soal kegiatan PKM ini sebulan yang lalu sebelum saya menuliskan proposal kegiatan. Jadi PKM ini adalah kegiatan yang di khususkan bagi mahasiwa S1 (yang masih duduk di program kuliah Strata 1 ya, jadi kalau udah S2 sama S3 sudah tidak di perbolehkan lagi buat ikut). Ada berbagai macam program yang ditawarkan di PKM ini, untuk lebih jelasnya boleh searching google kok. Nah, saya sendiri memilih untuk mengambil program Pengabdian kepada Masyarakat. Tapi perlu kalian ketahui, setelah menulis proposal kegiatan, saya tidak langsung serta merta menjalankan kegiatan tersebut. Ada banyak tahap seleksi yang saya lewatkan agar saya dapat menjalankan nya. Syukur Alhamdulillah proposal saya dapat menembus seleksi Universitas. Sekarang, saya akan menunggu pengumuman dari Kemendikti apakah proposal saya berhak untuk di beri dana? Oh iya, dana tersebut harus sesuai dengan apa saja kebutuhan yang saya cantumkan di proposal. Tidak boleh melebih-lebihkan, dan tidak boleh kurang (atau project nya akan kekurangan dana dong nantinya hehe). Setelah mendapatkan dana dari kementrian, kamu harus merealisasikan kegiatan yang kamu rencanakan di proposal sampai benar-benar selesai dan disertai dengan laporan rutin yang harus kamu setor di website khusus SIMBELMAWA . Silahkan tunggu sampai pengumuman seleksi selanjutnya tiba, siapapun yang kegiatan nya lolos seleksi, akan diterbangkan menuju PIMNAS atau Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. Biar kalian bisa tau persis apa perbedaan antara PKM dan PIMNAS, boleh klik disini.
Bercerita sedikit mengenai pengalaman menulis proposal, mengetik proposalnya memang sangat mudah. Tapi, mencari inspirasi nya lah yang 'perlu kreativitas level expert' menurut saya. Mengapa? Kita mulai dari hal kecil dulu aja, ya. Judul yang diterima untuk seleksi merupakan judul yang unik dan belum pernah ada sebelumnya. Awalnya, saya si bocah maba yang baru belajar ini mengambil judul 'Absensi Batin'. Kenapa? karena saya berfikir frase itu cocok dengan kaum tuna netra sasaran saya, tetapi senior saya yang kelas expert kebangetan bertanya "Judulnya Bagus kok Ale, tapi Absensi Batin itu kepanjangan nya apa ya kalau boleh tau?' oke saya mulai ketar-ketir sendiri. Terjadilah perundingan antara saya dan teman satu grup PKM saya ini. Beberapa diantaranya kasih saran yang lebih gewd lah dari Absensi Batin ini, contohnya 'Tak Kenal Maka Tak Sayang'..... tapi terlalu mainstream juga sih. Akhirnya pada malam deadline judul, saya baru mendapatkan hidayah; bagaiamana kalau... LENTERA?. Maka lahir lah Kedai LENTERA (outlet komunitas tuna netra) ini *baby's scream*. Bentuk Proposalnya bisa di KLIK disini ya, peeps!

Sekarang saya akan bercerita sedikit mengenai apa yang saya dapatkan sembari menyusun proposal. Sebelum bercerita banyak, saya menyetel Relaxing Music For Concentration, Study & Work by Luke Pirvan dulu ya, hehe. Anyway, Makassar pada saat ini diguyur hujan. I think a cup of tea will be better for this.
Luaran yang akan saya kontribusikan bagi sasaran tuna netra ini berupa Kedai Makanan dan Pijat, dimana tenaga kerja dan hasil nya pure 'dari dan untuk' orang-orang PERTUNI itu sendiri. Kami dari tim hanya membantu menyusun rangkaian kegiatan, dana, dan publikasi.
Baiklah. Mengapa penyusunan proposal ini begitu 'wah' bagi saya?. Karena dalam penyusunan proposal ini saya harus terjun langsung ke sasaran untuk mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak. Dan permintaan persetujuan yang paling berkesan adalah ketika saya dan tim mengunjungi Dewan Perwakilan Daerah PERTUNI (Persatuan Tuna Netra Indonesia) yang kebetulan terletak di Makassar. Tidak hanya kantor sekertariat, disana juga terdapat asrama khusus penyandang tuna netra, tempat pijat Shiatsu dan penyegaran, kantin, serta sekolah bagi anak-anak penyandang disabilitas. Setelah menginjakkan kaki di area tersebut, saya langsung disambut dengan rasa kekeluargaan mereka yang sangat erat. sepulang bersekolah, anak-anak dilatih untuk menggunakan tongkat saat berjalan di jalan raya, bagaimana agar mereka bisa membedakan jalanan dan trotoar, serta bagaimana mereka menggunakan instink mereka untuk mengetahui apakah di sekeliling mereka ada orang lain yang berjalan, dan sebagainya.
YA! Itulah salah satu hal yang membuat saya makin giat dan bersemangat untuk melanjutkan proposal pada saat itu. Jika mereka bersemangat untuk sesuatu, mengapa saya tidak melakukan hal yang sama? Padahal hal yang mereka lakukan jauh lebih berat daripada apa yang saya lakukan sekarang #selfreminder.

Karena semua hal positif yang saya dapatkan tidak sempat untuk saya abadikan momen nya satu persatu, maka inilah the one and only dokumentasi yang saya miliki selama melakukan negosiasi dan persetujuan he he he
Perkenalkan bapak-bapak yang ada di foto tersebut. Namanya Pak Kashmir, alias ketua DPD PERTUNI SULSEL. Beliau juga tuna netra loh, jajaran nya pun demikian. Tapi jangan salah pandang, mereka mempunyai pendidikan yang tinggi bahkan sekertaris beliau pun baru saja menyelesaikan pendidikan S2 nya. Terbukti kan, ilmu yang tinggi memang tidak memandangmu, tetapi engkau pun yang harus memandang dan mulai mendakinya.

Mungkin sekian tulisan ditengah hujan saya. Saya akhiri dengan doa aja ya, semoga niat tim PKM kami untuk kegiatan Sosial Ekonomi ini dapat terealisasikan, Aamiin.
Jangan biarkan aksi positif dalam dirimu terkubur. Keluarlah melihat dunia. Mereka membutuhkanmu:) xx

Komentar

Postingan populer dari blog ini

living diversity